Ungkapan"Cinta Tak Harus Memiliki" Dalam Sebuah Topeng Pembenaran..!?!

Ungkapan “cinta tak harus memiliki”, Logika saya masih belum nyambung dengan ungkapan tersebut. Bagaimana bisa seseorang mencinta tapi tanpa memiliki apa yang dianggap dicintainya, artinya a ada dua kemungkinan.

Pertama, cinta itu hanyalah cinta palsu atau hanya sebuah “status palsu” kata Vidi Aldiano, dalam lagunya J. Bagaimana pula, mencintai tanpa harus memiliki? Bagaimana bisa kita cinta kepada Tuhan, tanpa merasa memiliki? Memiliki disini mengandung makna mempunyai kesungguhan hati untuk menjalankan perintah dan menjauhi semua laranganNya.

Percuma mencintai sebuah Negara dan bangsa tapi tidak ada rasa memiliki, apakah krisis moral bangsa kita sekarang ini karena ungkapan tersebut? Apakah cinta tanah air hanya sebatas lisan ataukah hanya sebuah formalitas belaka?

Bagaimana mungkin perkelahian antar sekolahan atau kampus bahkan antar fakultas dalam kampus itu sendiri bisa terjadi kalau tidak dilandaskan dengan rasa cinta dan memiliki? Jadi, lagi-lagi ungkapan itu hanya sebuah topeng.

Kedua, kekhawatiran besar saya, orang-orang yang mengatakan bahwasanya “cinta tak harus memiliki” adalah orang-orang yang takut menghadapi realitas yang terjadi dan menghadapi hari esok. Mereka terus menerus berlindung di balik pembenaran akan kekalahannya dengan realita. Ini jauh lebih tragis. Mereka ini adalah orang-orang yang kalah dalam kompetisi merebut cinta. Lebih tepatnya disebut “kasih tak sampai”. Mungkin variabel pembedanya terlalu jauh melebar. Atau mungkin ia tersingkirkan oleh orang lain dalam sebuah kompetisi hati. Namun, pada hakekatnya sama saja. mereka kalah, tapi tak mau mengakuinya dengan lapang dada.(BS)

Semoga bermanfaatdan jika ada kesalahan penafsiran itu hanya opini saya sendiri.