Berjamurnya bimbingan belajar ini tentunya memberikan sebuah pertanyaan besar bagi kita semua dan juga sebagai tamparan bagi para penyelenggara pendidikan di negeri ini, apakah sekolah sudah tidak mempunyai tenaga - tenaga pengajar yang (mungkin) lebih mempunyai kapasitas untuk mengajar, baik dari segi pendidikan maupun pengalaman mengajarnya yang lebih lama? Apakah ada yang salah dengan system pendidikan di negeri ini? Apakah memang ada komersialisasi pendidikan, Sehingga bimbingan belajar (Bimbel) melakukan kerjasama dengan pihak sekolah, hingga pihak sekolah mengharuskan anak didiknya untuk les di lembaga tersebut dan bagi hasil? Ataukah memang dari pemerintah pusat ada “kongkalikong” dengan pengusaha Bimbel?
Banyak murid yang pintar di sekolah, namun kepintaran itu bukan mereka dapatkan dari sekolah tapi dari Bimbel. Siswa lebih akrab kepada tentornya di banding guru di sekolah, siswa lebih aktif pada saat mengikuti les dan berani mengajukan pertanyaan kepada tentornya daripada sama gurunya di sekolah. Menjadi sebuah tanda Tanya besar bagi kita semua, apakah sekolah mampu menunjukan kualitas lebih- nya di bandingkan dengan lembaga Bimbel di tengah gencarnya peningkatan kualitas menjadi SBI, RSBI dan embel - embel lainnya.
Semenjak tampuk pemerintahan di pimpin oleh SBY banyak sekali tunjangan - tunjangan intensif untuk para tenaga pendidik (Guru) yang harapannya bisa meningkatkan kualitas dan mengangkat taraf hidup para guru yang nantinya akan membawa dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
Semoga dengan banyaknya tunjangan tidak membuat para guru menjadi terbuai dan keadaan dunia pendidikan menjadi lebih baik. Amin
salam damai selalu.(BS)
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)