BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Indonesia memang sudah
maju, bahkan diterapkan pendidikan sembilan tahun. Dengan semakin meningkatnya
pendidikan di Indonesia sekarang ini, apakah dapat membawa warga negara menjadi
orang-orang yang berkualitas dan berdaya guna? Tentu saja pendidikan yang
bermutu dapat membawa warga negaranya menjadi berkualitas. Tetapi semua itu
tidak mudah!
Banyak
kita lihat di negara kita para sarjana yang sudah selesai dari bangku kuliah,
banyak yang mengganggur dan hanya berdiam diri di rumah. Dari sekian banyak
sarjana ini berapa persen sarjana yang benar-benar berkualitas dan menguasai
bidang yang telah mereka pelajari selama ini.
Dapat dilihat siswa-siswi mulai dari
SD sampai PT kebanyakan dalam mengikuti proses belajar mengajar di bangku
sekolah kurang dapat menggunakan sistem belajar yang efisien. Selama ini mereka
Cuma datang kesekolah kemudian di kelas mereka Cuma duduk, mencatat dan
mendengarkan. Setelah sampai di rumah pelajaran yang mereka dapat di sekolah
tidak diulang lagi. Kejadian semacam ini dilakukan dengan cara berulang-ulang
sampai tiba waktu ujian. Baru semua pelajaran dibuka dan dipelajari. Dalam
menghadapi ujian mereka menggunakan sistem belajar SKS-an yaitu sistem kebut
semalam. Jadi mereka mempelajari semua apa yang dipelajari selama ini dalam
waktu semalam suntuk. Sistem belajar semacam ini banyak dilakukan oleh
kebanyakan siswa sehingga presentasi yang mereka dapat kurang bagus.
Cara belajar yang semacam ini akan
mengakibatkan para lulusan tidak berkualitas dan bermutu tinggi, bahkan setelah
ujian selesai materi yang didapat selama ini hilang semua. Hal semacam ini
menggugah penulis untuk menulis makalah ini.
Belajar memang bukan permasalahan
yang mudah dilakukan. Pendekatan belajar (approach to learning) dan strategi
atau kiat melaksanakan pendekatan serta metode belajar termasuk faktor-faktor
yang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sering terjadi
seorang siswa yang memiliki kemampuan rana cipta (kognitif) yang lebih tinggi
daripada teman-temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama dengan
yang dicapai teman-temannya. Bahkan, bukan hal yang mustahil jika suatu saat
siswa cerdas tersebut mengalami kemerosotan prestasi sampai ke titik yang lebih
rendah daripada prestasi temannya yang berkapasitas rata-rata. Sebaliknya,
seorang siswa yang sebenarnya hanya memiliki kemampuan rana cipta rata-rata
atau sedang, dapat mencapai puncak prestasi (sampai batas optimal kemampuannya)
yang memuaskan, lantaran menggunakan pendekatan belajar yang efisien dan
efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat kita bedakan menjadi 3 macam, yaitu:
- Faktor internal (dalam siswa), yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa.
- Faktor eksternal (luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
- Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Dalam masalah belajar ini memang
memerlukan konsentrasi yang tinggi. Pada hal orang tidak mudah untuk dapat
berkonsentrasi. Karena dalam kehidupan ini ada saja permasalahan yang dihadapi
oleh setiap orang. Masalah antara orang yang satu dengan orang yang lain sangat
berbeda-beda. Mengingat begitu sulit dan banyaknya persoalan yang dapat
mengganggu dalam belajar ini, maka dalam kesempatan ini penulis akan berbicara
masalah hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam belajar supaya belajar
dapat berhasil dan setiap siswa dapat belajar dengan efisien dengan tidak
menggunakan sistem belajar secara SKS.
B. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1) Makalah ini
penulis buat untuk membantu para siswa dalam belajar yang diharapkan mereka
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dilakukan agar mereka dapat
belajar dengan efisien.
2) Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar
merupakan hal yang sangat membosankan dikalangan para siswa. Mereka lebih suka
belajar pada waktu mau ujian dan selebihnya tidak pernah belajar lagi. Mengapa
hal semacam ini banyak terjadi di kalangan para siswa?
Permasalahan ini
memang sangat komplit sekali penyebabnya dan harus dikaji satu persatu. Dalam
kesempatan ini penulis mencoba mengungkap permasalahan dalam belajar.
Seseorang
yang akan melakukan kegiatan belajar sering merasa malas untuk memulai membuka
buku apalagi membacanya. Rasa malas ini merupakan penyakit dalam belajar yang
harus segera dihilangkan. Menghilangkan rasa malas ini memang tidak mudah,
tetapi kita harus berusaha menghilangkan rasa malas ini semaksimal mungkin.
Karena kalau tidak dapat menghilangkannya kita tidak akan pernah dapat
berkonsentrasi dalam belajar yang pada akhirnya kita melakukan belajar dengan
cara SKS (Sistem Kebut Semalam). Sistem SKS ini kalau tidak kita hilangkan akan
sangat berpengaruh sekali terhadap mutu dalam pendidikan di negara kita. Oleh
karena itu penulis mencoba untuk mengungkap hal-hal apa saja yang dapat
mengurangi kegiatan belajar secara SKS. Penulis berharap para siswa dapat
secara tepat dan efisien dalam menentukan metode belajarnya.
Untuk
menghilangkan rasa malas sewaktu kita mau memulai belajar adalah dengan cara,
yaitu :
1. Kita harus
mempunyai tujuan belajar.
Banyak orang yang
belajar tidak mengetahui tujuan yang ingin dicapai. Pada hal tujuan belajar
yang ingin dicapai mencapai tujuan lebih lanjut dari cita-cita yang ingin
dicapai yang berkaitan dengan tujuan hidup si siswa tersebut. Kalau si siswa
tersebut tidak mempunyai motif yang kuat dalam belajar dia secara otomatis
tidak akan dapat melakukan kegiatan belajar. Tujuan yang ingin dicapai dalam
belajar merupakan hal yang sangat mendukung dalam belajar sehingga orang
mempunyai tujuan belajar secara otomatif akan selalu mempunyai semangat untuk belajar
dan tidak malas untuk memulai belajar.
2. Mempunyai rasa
suka / cinta terhadap pelajaran.
Rasa suka terhadap
pelajaran ini harus dilakukan terhadap semua mata pelajaran. Dengan mempunyai
rasa suka ini sedikit banyak akan menimbulkan motivasi untuk melakukan kegiatan
belajar. Seandainya kita mempunyai perasaan tidak suka terhadap sesuatu pasti
kita tidak akan melakukan sesuatu terhadap semua hal yang tidak kita sukai.
Demikian juga terhadap suatu pelajaran, bila kita tidak menyukai pelajaran
tertentu pasti kita mempunyai perasaan malas untuk mempelajarinya. Biasanya
kalau kita tidak suka terhadap pengajarnya. Sehingga apabila kita tidak suka
terhadap suatu pelajaran atau terhadap gurunya kita harus berusaha membuang
perasaan tidak suka itu dan mencoba untuk menyukainya. Dengan kita mempunyai
perasaan suka kita akan melakukan segala hal terhadap sesuatu yang kita sukai,
demikian juga terhadap suatu pelajaran.
3. Mempunyai
percaya diri.
Bahwa tidak ada
mata pelajaran yang tidak dapat dipahami, kalau kita mau belajar dengan giat
setiap hari. Kita jangan terlalu menggantungkan diri kepada orang lain karena
sikap seperti ini akan membuat kita malas untuk belajar. Kita dapat mencoba
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah dengan sendiri atau memahami suatu
pelajaran dengan jalan giat membaca kalau semua ini dapat diatasi sendiri kita
akan mempunyai percaya diri bahwa kita mampu mengerjakan sendiri.
4. Mempunyai sikap
yang ulet dan tidak mudah putus asa.
Sikap yang ulet
ini akan mengalahkan anak yang pandai sekalipun. Biasanya anak yang ulet tidak
mau menyerah dia selalu mencoba dan mencoba sampai dia berhasil sehingga sikap
yang ulet ini dapat mendorong kita untuk selalu belajar tanpa menunggu saat
ujian tiba. Sikap ini akan menghilangkan sistem belajar secara SKS.
5. Mempunyai
keteraturan dalam belajar.
Keteraturan dalam
belajar ini dapat kita lakukan dengan cara membuat jadwal kegiatan setiap hari.
Dengan jalan membuat jadwal ini kita dapat mengatur kapan waktu yang pas untuk
belajar. Dengan cara seperti ini kita akan selalu melakukan apa yang telah kita
jadwalkan terutama masalah belajar ada pepatah yang mengatakan bahwa belajar 5
menit setiap hari akan lebih baik dari pada kita belajar 5 jam sehari, artinya
apabila kita belajar sedikit asalkan secara teratur kita akan dapat sukses.
6. Mempunyai
kedisiplinan dalam belajar.
Sikap disiplin ini
akan menghilangkan rasa malas dalam belajar. Apabila kita mempunyai
kedisiplinan kita tidak akan menunda-nunda. Suatu pekerjaan terutama masalah
belajar, kita tidak akan menunda-nunda dalam belajar sampai tiba waktunya ujian
kemudian baru belajar. Kedisiplinan akan menghilangkan kebiasaan kita belajar
secara sistem SKS. Karena dengan disiplin kita akan senantiasa belajar setiap
hari.
7. Mempunyai
tempat belajar yang menyenangkan.
Tempat belajar
sanagt mendukung kita dalam melakukan kegiatan belajar. Ruang belajar usahakan
jangan sampai jadi satu dengan tempat tidur. Karena kalau jadi satu akan
mempengaruhi kita dalam belajar. Kalau tidak memungkinkan terpisah, boleh jadi
satu tapi harus diperhatikan pengaturannya jangan sampai membuat hasrat untuk
membaringkan tubuh ke tempat tidur. Selain masalah kamar belajar masalah
penerangan dan perlengkapan lain harus diperhatikan. Penerangan jangan terlalu
terang dan jangan terlalu redup karena dapat menyebabkan mengantuk. Masalah
suasana kamar juga diusahakan jangan terlalu panas atau dingin. Masalah
perlengkapan alat tulis harus selalu tersedia.
Jangan sampai pas kita membutuhkan perlengkapan tersebut. Kita harus
mencarinya atau membeli dulu hal semacam ini dapat mengganggu konsentrasi dalam
belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa hal-hal yang dapat membantu kita untuk
belajar secara sistem SKS yang terpenting adalah kita harus mempunyai tujuan
yang ingin dicapai dalam belajar dengan cara ini kita akan selalu belajar
setiap hari. Setelah itu kita harus mempunyai rasa suka terhadap semua
pelajaran, mempunyai percaya diri bahwa kita mampu mengerjakan segala sesuatu
sendiri, mempunyai keuletan, mempunyai keteraturan dalam belajar, mempunyai
kedisiplinan dan terakhir adalah hal yang dapat mendukung untuk belajar adalah
tempat belajar.
Dengan
uraian singkat ini penulis berharap dapat membantu para siswa untuk mau belajar
setiap hari dan mau meninggalkan sistem SKS yang selama ini semarak dilakukan
di kalangan siswa.
B. SARAN
Penulis
sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk melengkapi pengetahuan
pembaca terhadap hal-hal diatas. Penulis menyarankan untuk membaca buku ”cara
belajar yang efisien” yang digunakan sebagai buku acuan dalam penulisan makalah
ini.
Penulis
minta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan atau kesalahan.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi saya pribadi dan pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi,
H.DRS,Widodo Supriyono. 1991. Psikologi
Belajar. Rineka Cipta. Jakarta
Djiwandono, Sri
Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan.
Jakarta :
Grasindo
Muhibbin Syah, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Penerbit : PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Winkle, W. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Rasindo
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)