Skripsi merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi mahasiswa untuk meraih gelar sarjana, setelah sekian tahun menimba ilmu di perguruan tinggi. Bisa dikatakan tinggal selangkah lagi untuk memperoleh bekal memasuki dunia kerja. Namun, “selangkah” itu merupakan tugas yang terberat. Bahkan bisa jadi merupakan salah satu pemicu stres pada mahasiswa. Terkadang mahasiswa mampu melalui mata kuliah dalam studinya sesuai semester, namun saat penyusunan skripsi bisa memakan waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun, hingga mendapatkan label “sesepuh” atau mapala “mahasiswa paling lama” di kampus.
Skripsi bukan merupakan tugas yang ringan, karena melalui karya ilmiah ini, mahasiswa benar-benar di uji sarana berfikir ilmiahnya (logika dan bahasanya) selain harus mengumpulkan data dan teori yang relevan. Mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan komparasi, menganalisa, dan mensintesis konsep, teori, maupun hasil penelitian.
Selain pikiran, tenaga juga harus dicurahkan untuk mencari data, maupun teori sebanyak mungkin, untuk berjam-jam bekerja di depan layar komputer.
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi tertundanya penyelesaian karya skripsi adalah proses bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing, tidak jarang terdapat keluhan mahasiswa tingkat akhir yang merasa kesulitan dalam proses bimbingannya. Mulai dari dosen pembimbing yang susah untuk ditemui, ketidaksingkronan antara dosen pembimbing I dan II, dosen yang dengan mudah membuat janji, lalu kemudian dengan terpaksa digagalkan hingga waktu yang tidak ditentukan, keadaan emosi dosen yang berubah-ubah, sampai emosi yang tidak terkelola dengan baik, sangat berimbas pada proses bimbingan. Sebagai contoh, ketika terdapat antrian mahasiswa yang ingin menemui dosen yang sulit ditemui, kebetulan antrian awal terdapat mahasiswa yang membuat kesalahan, maka emosi negatif pembimbing akan berimbas kepada mahasiswa yang ingin konsultasi berikutnya, sehingga proses bimbingan skripsi tidak berjalan efektif.
Hal tersebut mampu mempengaruhi tertundanya penyelesaian skripsi, sementara disisi lain sebagian mahasiswa harus mengejar target untuk cepat lulus. Selain motivasi dari diri pribadi, dukungan sosial, terutama dosen sangat dibutuhkan. Oleh kerena itu, diharapkan kepada dosen dan para dosen pembimbing (dimanapun) agar lebih mampu memahami mahasiswa, serta lebih kooperatif.
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)