Tulisan ini di buat ketika sedang nongkrong sore dengan teman-teman yang berasal dari Kalimantan. Hampir lengkap Propinsi yang ada di pulau Borneo. Ada yang dari Kalimantan Timur, Kalimantan Barat (saya Sendiri), dan Kalimantan Tengah hanya kurang dari Kalimantan Selatan. Teman saya yang Asli Jogja nyeletup “Wah pertemuan antar Propinsi nih..”. serentak kami bertiga langsung tertawa.. dan saya katakan “Lagi KMB masbro..” Apa tuh KMB? “Konferensi Meja Borneo..haha”.
Obrolan kali ini memang ngalur-ngidul istilahnya orang Jawa, dari acara Stand Up Comedy yang belakangan ini cukup digemari oleh masyarakat Indonesia karena cukup mencerdaskan hingga kasus Pilot Lion Air yang tertangkap menggunakan Shabu sebelum memulai penerbangan. Nah, disinilah saya menemukan pengalaman baru dari teman saya yang dari Kal-Tim dan Kal-teng berkaitan dengan judul tulisan yang ketika pulang kampung ataupun hendak ke Jogja selalu menggunakan pesawat sebagai alat transportasi. Saya belum pernah naik pesawat jadi tidak mengerti akan hal-hal yang terjadi di bandara.
Menurut teman saya yang berasal dari Kal-Tim dan Kal-teng , Kalau mau bawa oleh-oleh pesanan teman-teman yang khas dari Kalimantan terutama Mandau Oleh-oleh itu susah banget bro tembusnya di bandara, padahal itu Cuma untuk oleh-oleh, Bukan untuk digunakan yang selain itu (Kejahatan). Berbagai alasan dari pihak security bandarapun terlontar. “Ini sajam” “ini melanggar peraturan yang ada”. Seorang temanpun berkata “tapi kemarin itu pas mau balik kesini dan kebetulan waktu itu aku bawa “Mandau” eh..malah disuruh bayar 500 ribu sama pilotnya agar barang tersebut bisa lolos .” Ya, nggak maulah aku, orang harga mandaunya aja Cuma berapa eh bayarnya berapa…mending nggak usah dibawa aja tuh Mandau”. Teman saya yang satu pun nambahin (kaltim), Nah, itu dia yang aku kaget kemarin pas dibandara. Punya ku nggak di bolehkan. Eh…nggak lama punya teman sebelah tempat duduk malah dibolehin. Punya mu Mandau nya tadi mana? Tanya teman saya Tuh udah dibawa ama pilotnya. Makanya kalau Mau barang bawaan kamu lolos? Nitip aja sama pilot! bayar berapa tuh? Bayar 100ribu tadi.
Dari cerita diatas maka dapat disimpulkan bahwa peraturan-peraturan yang ada di Bandara tidak berlaku untuk si Pilot dan satu ketakutan saya kalau seperti ini keadaannya maraknya peredaran-peredaran Narkoba di Indonesia jangan-jangan jaringannya berkaitan dengan Pilot-pilot ini juga. Karena semua barang yang dititipkan ke Pilot itu aman dari pemeriksaan petugas bandara. Semoga saja tidak.
Salam.
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)