Headlines News :
Home » » Abhidamma : Teori Kepribadian Timur

Abhidamma : Teori Kepribadian Timur

Written By Unknown on Tuesday, 23 September 2014 | 23:55



Abhidamma berkembang di India 15 abad yang lalu, tetapi sampai kini para penganut Buddhis masih terus menerapkannya dalam berbagai bentuk suatu penuntun olah pikir. Teori psikologi ini diturunkan dari wawasan buddha Gautama. Abhidamma mengajarkan suatu tipe ideal kepribadian sempurna.
Istilah kepribadian yang sering kita dengar serupa dengan konsep atta dalam Abhidamma. Bedanya , menurut asumsi dasar Abhidamma tidak ada diri yang benar-benar kekal, yang ada hanyalah sekumpulan proses impersonal yang timbul dan menghilang. Yang tampak sebagai kepribadian terbentuk dari perpaduan antara proses-proses impersonal itu. Satu-satunya benang yang bersinambung dalam jiwa adalah bhava, yakni kesinambungan kesadaran dari waktu ke waktu. Setiap momen yang berturut-turut dalam kesadaran kita dibentuk oleh momen sebelumnya dan pada gilirannya akan menentukan momen yang berikutnya. Menurut Abhidamma kepribadian manusia sama seperti sungai yang memiliki bentuk yang tetap, seolah-olah satu identitas tidak ada setetes air pun tidak berubah.
Studi tentang kepribadian dalam Abhidamma ini adalah memahami suatu rangkaian peristiwa. Peristiwa adalah hubungan yang terus menerus antara keadaan jiwa dan objek-objek indera. Metode dasar yang dipakai oleh Abhidamma untuk meneliti perubahan yang sangat banyak dalam jiwa adalah instrospeksi, yakni suatu observasi teliti dan sistematik yang dilakukan seseorang terhadap pengalamannya sendiri.
Dalam Abhidamma, selain objek-objek panca indera, terdapat juga pikiran-pikiran; maksudnya sang jiwa yang berpikir itu dianggap sebagai indera keenam. Setiap keadaan jiwa terdiri dari sekumpulan sifat, yang disebut faktor-faktor kejiwaan, yang bergabung memberi sifat dan menentukan keadaan itu. Teoritikus Abhidamma yakin bahwa setiap keadaan jiwa sebagian berasal dari pengaruh biologis dan pengaruh situasi, disamping pemindahan pengaruh dari momen psikologis sebelumnya.
Dalam Abhidamma terdapat pengetian kamma, yaitu suatu istilah teknis untuk prinsip bahwa setiap perbuatan dimotivasikan oleh keadaan-keadaan jiwa yang melatarbelakanginya. Abhidamma membedakan antara faktor- faktor jiwa yang sehat disebut kusula  ( murni, baik, sehat ) dan faktor-faktor jiwa yang disebut akusula ( tidak murni, tidak baik, tidak sehat ). Penilaian sehat dan tidak sehat dikelompokkan dengan kriterium, apakah suatu faktor jiwa khusus tertentu memudahkan atau mengganggu usaha mereka untuk mengheningkan jiwa mereka dalam meditasi.
Selain faktor-faktor sehat dan tidak sehat, terdapat tujuh sifat netral yang ada dalam setiap keadaan jiwa. Ketujuh sifat itu adalah :
1)      appersepsi ( phassa), yaitu kesadaran semata-mata suatu objek;
2)      persepsi (sanna) adalah pengenalan pertama bahwa kesadaran semata-mata tentang suatu objek;
3)      kemauan (cetana), yakni reaksi terkondisi yang menyertai persepsi pertama tentang suatu objek;
4)      perasaan (vedana), yaitu aneka penginderaan yang dibangkitkan oleh objek itu; 
5)      ketertarahan pada suatu titik (ekkagata), yakni pemusatan kesadaran;
6)      perhatian spontan (manasikara) yaitu pengarahan perhatian yang  tidak disengaja karena daya tarik dari objek itu;
7)      enegi psikis (jivitindria), yang memberi vitalitas dan mempersatukan  keenam faktor lainnya. Faktor-faktor netral ini merupakan sejenis kerangka dasar kesadaran dimana tertanam faktor-faktor sehat dan tidak sehat.

Faktor-Faktor yang Tidak Sehat.
1.      Delusi ( moha) yaitu sebagai kegelapan jiwa yang menyebabkan persepsi salah tentang suatu objek kesadaran sehingga mengalami ketidakmampuan melihat dengan jelas, merupakan inti dari keadaan jiwa yang tidak sehat.
2.      Pandangan salah (aditthi) yaitu menempatkan sesuatu dalam kategori yang salah.
3.      Kebingungan (vicikiccha), mencerminkan ketidakmampuan untuk menentukan keputusan yang tepat, sehingga menimbulkan kebimbangan.
4.      Sikap tidak tahu malu (ahirika) dan tanpa belas kasihan (anottapa), sikap ini menyebabkan seseorang tidak menghiraukan pendapat orang lain dan norma-norma yang tertanam dalam dirinya sendiri.
5.      Egoisme (mana) , yaitu sikap mementingkan diri sendiri.
6.      Keresahan (uddhacca) dan kekhawatiran (kukkucca) adalah keadaan bingung, penyesalan dan linglung. Faktor-faktor ini menciptakan kecemasan.
7.      Ketamakan (lobha), kekikiran (macchariya) dan iri hati (issa) merupakan aneka bentuk keterikatan pada suatu obyek.
8.      Kontraksi (thina) dan kebekuan (middha), faktor-faktor ini membuat keadaan jiwa menjadi kaku dan tidak fleksibel sehingga jiwa dan tubuh seseorang menjadi lamban.

Faktor-Faktor Jiwa Sehat
Setiap faktor jiwa yang tidak sehat ditentang oleh suatu faktor jiwa yang sehat. Cara untuk mencapai keadaan jiwa yang sehat adalah dengan menggantikan faktor-faktor yang tidak sehat dengan kutub sebaliknya.
Faktor-faktor sehat tersebut adalah :
1.      Insight (panna) lawan dari delusi,  adalah persepsi yang jelas tentang suatu obyek sebagaimana adanya
2.      Sikap penuh perhatian (sati) yaitu pemahaman yang jelas dan beesifat kontinu tentang obyek
3.      Sikap rendah hati (hiri) dan sikap penuh hati-hati (ottapa) akan menghambat sikap tak tahu malu dan sikap tanpa penyesalan, kedua sikap sehat hiri dan ottappa ini selalu berhubungan dengan  kejujuran (cittijjukata), yakni sikap menilai secara tepat.
4.      Kepercayaan (saddha) adalah kepastian yang didasarkan pada persepsi yang tepat.
5.      Ketidakterikatan (alobha), ketidakmuakan (adosa), sikap tidak memihak (tatramajjhata) dan sikap tenang (passadhi), keempat faktor tersebut melawan faktor tidak sehat ketamakan, kekikiran, iri hati, dan kemuakan.
6.      Tubuh dan jiwa dilihat sebagai saling berhubungan. Sehingga setiap faktor mempengaruhi baik tubuh maupun jiwa. Faktor –faktor  sehat yang secara eksplisit memiliki akibat fisis dan psikologis adalah kegembiraan (ahuta), fleksibilitas (muduta), kesanggupan menyesuaikan diri (kammannata) dan kecakapan (paqunnata). Apabila faktor-faktor ini muncul maka seseorang akan berpikir dan bertindak dengan leluasa dan mudah mewujudkan ketrampilan secara maksimal.
Keadaan sehat dan tidak sehat  bagi seseorang sangat ditentukan oleh kamma-nya. Suatu kombinasi faktor merupakan hasil dari pengaruh-pengaruh biologis dan pengaruh-pengaruh situasi disamping juga pindahan pengaruh dari keadaan jiwa sebelumnya. Dalam setiap keadaan jiwa tertentu, faktor-faktor yang membentuk keadaan jiwa tersebut muncul dengan kekuatan yang berbeda-beda. Apabila faktor tertentu atau sekumpulan faktor sering muncul dalam keadaan jiwa seseorang maka faktor tersebut akan menjadi sifat kepribadian.

Tipe-Tipe Kepribadian
Keunikan pola faktor-faktor jiwa setiap orang menimbulkan perbedaan individual dalam kepribadian. Keadaan jiwa seseoranglah yang menggerakkannya untuk mencari sesuatu dan menjauhi yang lain. Keadaan jiwa membimbing setiap perbuataannya. Apabila seseorang dikuasai oleh ketamakan, maka ini akan menjadi motif yang menonjol sehingga berusaha mendapatkan obyek ketamakan.
1.      Tipe suka kenikmatan (sensual)
Ciri –ciri orang tipe suka kenikmatan ini adalah berpenampilan menarik, sopan, menjawab dengan hormat bila disapa. Kalau tidur mengatur tempat tidur dengan cermat, melakukan tugas mereka dengan seni, bila sedang menyapu dengan ayunan yang lembut halus dan teratur. Biasanya mereka pekerja yang terampil, halus, rapi dan sangat hati-hati. Berpakaian rapi dan bagus. Menyukai makanan yang manis dan empuk dengan penyajian yang mewah, makan dengan perlahan-lahan serta menikmati cita rasa yang tinggi. Mengagumi obyek-obyek yang indah dan menyenangkan. Beberapa sifat negatif yang muncul dari tipe ini adalah suka berlagak, suka menipu, sombong, tamak, tidak mudah puas, penuh nafsu dan sembrono.
2.      Tipe penuh kebencian
Orang yang termasuk dalam tipe penuh kebencian ini memiliki ciri-ciri berdiri dengan kaku, bila membereskan tempat tidur suka serampangan dan tergesa-gesa. Apabila bekerja, mereka kasar dan sembrono, bila sedang menyapu berbunyi gaduh dan keras. Suka berpakaian terlalu ketat dan tidak rapi. Menyukai makanan yang pedas dan asam, makan dengan tergesa-gesa tanpa memperhatikan cita rasa. Tidak tertarik pada obyek-obyek indah. Sifat negatifnya suka marah-marah, penuh kebencian, tidak mau menunjukkan rasa terima kasih, mudah iri hati dan kikir.
3.      Tipe dikuasai delusi
Orang yang dikuasai delusi kalau berdiri  terlihat seenaknya. Tempat tidur mereka tidak rapi, suka tidur terlentang dan kalau bangun lamban. Suka menggerutu dan berkeluh kesah. Sebagai pekerja, mereka tidak terampil dan jorok, menyapu dengan kaku dan serampangan. Dalam berpakaian tampak kedodoran dan tidak rapi. Mereka adalah pemakan yang ceroboh. Mudah percaya pada apa yang dikatakan orang lain. Sifat negatifnya kelihatan malas, kaku, pikiran mudah kacau, mudah bingung dan menyesal.
Selanjutnya adalah upaya untuk menjadikan jiwa mereka seimbang. Upaya yang dilakukan adalah dengan latihan meditasi. Latihan ini untuk mengalahkan gejala-gejala psikologis yang dominan. Masing-masing tipe kepribadian mendapatkan kondisi-kondisi yang berbeda-beda. Kondisi yang diberikan bukanlah kondisi wajar yang mereka pilih.
Orang yang bertipe suka kenikmatan diberikan penginapan gubuk yang terbuat dari rumput-rumput kotor, penuh kotoran, gelap, terancam oleh binatang-binatang buas. Jalan – jalan yang berlumpur dan jelek. Tempat tidur yang jelek dan penuh kutu busuk. Makanan yang diberikan adalah makanan yang sudah basi dan sayur-sayuran yang sudah tua. Sehingga tidak menyenangkan. Sedangkan kondisi yang cocok untuk orang yang penuh kebencian adalah kondisi-kondisi yang sangat menyenangkan dan semudah mungkin. Demikian juga orang yang dikuasai delusi, segala sesuatunya harus dibuat sederhana dan jelas, sangat menyenangkan serta enak.
Kondisi lingkungan yang diberikan di atas disesuaikan dengan masing-masing tipe untuk menghambat faktor jiwa yang biasanya menguasainya. Kondisi yang sebaliknya ini diberikan agar faktor-faktor jiwa tersebut tidak memperoleh objek pemuasnya, sehingga faktor tersebut tidak berkembang.

Kepribadian Sehat dan Gangguan Jiwa
Definisi operasional dari gangguan jiwa dalam Abhidamma adalah ketidakadaan faktor – faktor sehat dan adanya faktor-faktor tidak sehat. Gangguan jiwa muncul karena faktor tidak sehat tertentu menguasai jiwa seseorang. Sedangkan kriterium kesehatan jiwa adalah adanya faktor-faktor jiwa yang sehat dan ketiadaan faktor-faktor jiwa yang tidak sehat. Faktor-faktor yang sehat selain menggantikan faktor-faktor tidak sehat, juga merupakan lingkungan jiwa yang diperlukan untuk sekelompok keadaaan afektif positif.
Orang normal memiliki campuran faktor-faktor yang sehat dan tidak sehat dalam arus keadaan jiwanya. Tujuan perkembangan psikologi dalam Abhidamma adalah meningkatkan jumlah keadaan –keadaan yang sehat dan mengurangi keadaan –keadaan yang tidak sehat dalam jiwa seseorang. Puncak kesehatan jiwa adalah sama sekali tidak ada faktor-faktor yang tidak sehat muncul dalam jiwa seseorang, namun hal tersebut jarang tercapai.
Salah satu alasan mengapa hanya sedikit orang yang mencapai keadaan ideal tersebut adalah karena adanya anusaya-anusaya, yakni kecenderungan-kecenderungan laten dari jiwa yang mengarah ke keadaan-keadaan jiwa yang tidak sehat. Anusaya-anusaya berada dalam keadaan tidak aktif, sampai tiba saat yang tepat untuk muncul ke permukaan. Ada tujuh faktor tidak sehat yang merupakan anusaya-anusaya, yaitu: ketamakan, pandangan yang salah, delusi, kemuakan, keraguan, kesombongan dan keresahan. Ketika dalam keadaan jiwa yang sehat, anusaya-anusaya tertunda untuk sementara.

Meditasi
Dalam ajaran Abhidamma, strategi yang dianjurkan untuk mencapai keadaan-keadaan sehat adalah dengan meditasi. Ada dua metode meditasi, yaitu : (1) berusaha agar jiwa seseorang tetap terkonsentrasikan; (2) bersikap netral terhadap apa saja yang muncul dan hilang dalam arus kesadaran. Metode pertama disebut konsentrasi sedangkan metode kedua disebut sikap penuh perhatian (mindfulness).
1.      Konsentrasi
Dalam konsentrasi, seorang meditator berusaha mengarahkan perhatiannya kepada hanya satu objek atau titik pusat. Meditator berusaha melampaui apa yang biasanya kita anggap sebagai batas normal untuk hanya satu objek dalam kesadaran.konsentrasi pada suatu faktor sehat akan memudahkan mencapai konsentrasi yang semakin dalam. Sedangkan konsentrasi pada faktor tidak sehat akan menyebabkan keresahan dan akan terganggu jiwanya. Dengan banyak latihan, seorang meditator akan lebih mudah mencapai pemusatan perhatian (konsentrasi) sehingga jiwa dikuasai oleh faktor-faktor sehat.
Faktor-faktor sehat tersebut meliputi perhatian yang diterapkan dan dipertahankan, perasaan terpesona, enerji, dan ketenangan hati. Pada awalnya kekuatan faktor-faktor tersebut berfluktuasi, inilah yang dinamakan “jalan masuk” menuju keadaan samadhi. Dengan terus berkonsentrasi maka akan mencapai keadaan yang stabil dan meditator merasakan pemutusan total dengan kesadaran normal. Keadaan inilah yang sebut dengan samadhi atau jhana, jiwa seperti melebur bersatu dengan objek konsentrasi, muncul perasaan bahagia, terpesona dimana faktor-faktor sehat berkuasa.

2. Meditasi sikap penuh perhatian
 Meditasi sikap penuh perhatian ini, seorang meditator tidak perlu berusaha mengatur arus kesadaran, tetapi berusaha mencapai kesadaran penuh terhadap setiap dan semua isi jiwa. Meditator tidak membiarkan perhatiannya terpusat pada pikiran atau perasaan tertentu, tetapi berusaha mempertahankan sikap menjadi saksi yang netral terhadap semua itu. Setiap pengalaman dan setiap peristiwa kejiwaan dihadapi seolah-olah semua itu baru terjadi untuk pertama kalinya. Perhatian yang diberikan hanya sekedar mencatat setiap momen kesadaran secara berturut-turut. Apabila muncul serentetan asosiasi, kateorisasi atau reaksi dalam jiwa maka hal itu diperlakukan juga sebagai objek perhatian semata-mata, tidak ditolak dan juga tidak dikejar. Kesulitan metode ini adalah orang yang bermeditasi akan terseret pada suatu rentetan pikiran sehingga sikap penuh perhatiaannya buyar.
Ketika sikap penuh perhatian meditator meningkat, ilusi tentang kontinuitas jiwa dan pikiran logis dipatahkan; orang mulai menyadari satuan-satuan acak dan terpisah-pisah. Apabila sikap penuh perhatian begitu kuat, sehingga berupa kesinambungan dan tanpa satu momenpun yang kelupaan, maka mulailah masuk ke tahap insight / pemahaman. Pemahaman ditandai oleh persepsi yang semakin halus dan semakin tepat terhadap aneka kegiatan jiwa. Orang yang bermeditasi menyadari bahwa jiwanya dalam keadaan terus menerus berubah, dan menyaksikan kombinasi faktor-faktor jiwa yang begitu banyak yang mengalir dalamnya. Keadaan jiwa yang selalu berubah menyebabkan orang ingin melarikan diri dari dunia pengalaman.
Pemahaman  mencapai puncaknya ketika terhentinya secara total semua proses kejiwaan, yang dikenal dengan keadaan nirvanik. Dalam keadaan nirvanik orang sama sekali tidak mengalami apapun, juga tidak ada kebahagiaan, suatu keadaan yang lebih hampa dari pada jhana.
Dalam Abhidamma, nirvana membawa perubahan yang radikal dan kekal pada keadaan jiwa seseorang. Pentingnya nirvana bagi kepribadian terletak dalam pengaruh sesudahnya. Ketika meditator mencapai nirvana taraf yang semakin dalam maka faktor yang tidak sehat sama sekali terhambat dan anusaya-anusaya pun terbasmi. Ketika tidak satupun faktor tidak sehat akan muncuk dalam keadaaan jiwa seseorang, maka ia mencapai titik arahat.

Arahat Sebagai Tipe Kepribadian Ideal.
Arahat merupakan hakikat dari kesehatan jiwa dalam Abhidamma. Sifat kepribadian seorang arahat diubah secara permanen; semua motif, persepsi, perbuatan yang sebelumnya dilakukan di bawah pengaruh faktor-faktor tidak sehat akan lenyap.
Sifat-sifat kepribadian arahat:
1)        Bebas dari:  ketamakan terhadap hasrat – hasrat indera, kecemasan, kebencian dan ketakutan, rasa kehilangan, rasa sakit, hawa  nafsu (amarah), keinginnan untuk diri sendiri.
2)        Kaya dengan: sikap netral terhadap orang lain, tenang dalan semua situasi, kesiap-siagaan dan kegembiraan dalam menghadapi pengalaman, perasaan belas kasihan, persepsi yang cepat dan tepat, tenang dan trampil dalam bertindak, keterbukaan dan kepekaan terhadap orang lain.
Share this post :

Post a Comment

Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)

 
Support : Jadwal Training 2016 | Informasi Training dan Seminar Indonesia | Mas Template
Copyright © 2011. WWW.SINTANG.COM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger