“Tindakan adalah ukuran kecerdasan yang sesungguhnya”
(Napoleon Hill)
Anda ingat dengan cita-cita sewaktu kecil? Apa yang Anda katakan? Anda mengatakan “Aku ingin menjadi dokter”, “insinyur”, “pramugari”, “polisi”, “tentara”, “musisi” ataupun “penyanyi” atau yang lainnya? Tentunya banyak hal yang melatar belakangi kenapa waktu itu anda mengatakan cita-cita anda adalah ingin menjadi dokter karena paman anda menjadi dokter, ingin menjadi polisi karena melihat polisi yang sedang mengatur lalu lintas dan kelihatannya keren sekali sehingga anda tertarik untuk menjadi bagian dari mereka, dan masih banyak alasan yang melatar belakangi cita-citanya.
Sekarang ini apakah cita-cita Anda dahulu sudah terealisasi? Apakah sesuai dengan yang anda cita-citakan ataukah sama sekali berbeda atau bahkan tidak seperti yang anda sangka sebelumnya? Bagaimana Anda mendapatkannya? Apakah anda masih mengingatnya?
Perkembangan zaman sekarang ini di mana persaingan semakin ketat sehingga orang tua dituntut untuk memandu anak dalam meraih cita-cita agar tidak menyesal di kemudian hari dengan bakatnya yanghanya terpendam tidak tersalurkan dan bisa berguna demi masa depannya. Bagaimanakah caranya? Berikut akan dipaparkan bagaimana caranya dalan mendesain cita-cita anak agar optimal.
Fokuskah cita-citanya?
Cita-cita yang fokus relevan dengan apa yang dicita-citakan secara jelas serta mempunyai idola sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Hasil survey yang dilakukan selama 4 bulan dari bulan desember 2004 sampai dengan maret 2005 menunjukkan bahwa 7 dari 10 responden tidak mempunyai cita-cita yang fokus. Hanya 30% yang fokus dengan cita-citanya. Apakah cita-cita anak anda relevan dengan idolanya ataukah tidak? Seperti jika mempunyai cita-cita menjadi penyanyi dan mengidolakan seperti Rio Febrian tentunya hal ini relevan dan cita-cita anak anda dan termasuk sudah fokus dengan cita-citanya, tetapi jika idolanya pemain sepak bola seperti Ronaldo, maka dikatakan tidak fokus dengan cita-citanyaoleh karena itu orang tua perlu mencermati bagaimanakah cita-citanya, fokuskah?, agar anak tidak mengalami kebinggungan dalam mencapi apa yang diinginkannya.
Cermati Lowongan Kerja
Mencermati lowongan kerja bisa dikatakan sama dengan mencari peluang. Peluang dalam hal ini ialah untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghidupan gaji yang layak. Peluang yang banyak biasanya berasal dari perusahaan besar yang memasang iklan di surat kabar dengan kolom yang besar yang tidak hanya terdiri dari 3 sampai 4 baris halaman. Mencermati lowongan bisa membantu anda mengarahkan anak untuk mengetahui peluang yang banyak dibutuhkan oleh pasar, sehingga anak akan mempunyai gambaran yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan sehingga nantinya tidak akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari.
Survey membuktikan bahwa Engineering menempati peringkat pertama dari lima besar disusul oleh Marketing, Finance, Sumber daya Manusia dan Administrasi Logistik. Dengan mencermati lowongan kerja yang paling banyak dicari maka anak bisa memandu anak agar lebih mantap dalam menentukan cita-cita yang diinginkannya dengan pertimbangan yang mantap.
Mencermati lowongan sekarang ini sangat mudah meskipun orang tua sibuk. Anda bisa mencermati lowongan kerja melalui media massa, internet ataupun dari berbagai sumber seperti rekan kerja, dll.
Bangun Sebuah Impian dengan Sungguh-Sungguh
Impian adalah gambaran tentang sesuatu di masa yang akan datang terkait dengan diri kita. Impian yang besar dan jelas merupakan faktor pendorong yang paling ampuh agar sukses dalam kancah internasional. Apakah dahulu Anda sering bergonta-ganti cita-cita, ketika SD ingin menjadi guru, ketika SLTP diubah menjadi dokter dan ketika kuliah berbeda lagi? Kenapa bisa begitu? Apakah tidak ada cita-cita yang konsisten sejak kecil? Tentu ada yang sejak kecil sampai dewasa cita-citanya sama karena orang tua telah membantu untuk mendesain cita-citanya dengan sungguh-sungguh. Buat impian untuk menjadi sang juara seperti yang dilakukan oleh susi susanti, alan budikusuka, ricky subagya, dll yang menjadi juara olimpiade, sehingga nantinya anak bisa tercapai apa yang dicita-citakannya.
1. Serius
Sesuatu yang dilakukan jika tidak serius tentunya tidak akan membuahkan hasil dengan baik bukan?! Apapun itu pekerjaannya seperti dokter yang tidak serius merawat pasiennya, insinyur yang tidak serius dalam merancang bangunan, dll tentunya akan merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri. Bayangkan juga bagaimana nasib bangsa ini jika anak-anak sekolah ataupun yang kuliah tidak serius dalam belajarnya?
Berbeda jika sesuatu itu wajar dan dianggap biasa-biasa saja tetapi jika dilakukan dengan serius tentunya akan membuahkan hasil yang ajauh dari yang diperkirakan banyak orang pada umumnya. Keseriusan dalam melakukan sesuatu seperti halnya serius dalam mewujudkan impian merupakan bentuk dari menghargai waktu dan juga sumber daya yang dimiliki, termasuk bakat yang merupakan sumber daya unik yang dimiliki oleh setiap orang tanpa kecuali.
Semua orang mempunyai waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam dalam sehari tetapi mengapa hasil yang didapat berbeda-beda? Tentunya semua ini tidak lepas dari keseriusan dalam melakukannya. Untuk itu lakukan managemen waktu dengan baik meskipun itu hanya sebentar yang penting adalah anda memanfaatkannya dengan baik.
2. Aktif
Mengembangkan cita-cita anak sesuai dengan bakatnya adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua. Kita terima bakat anak apa adanya dan ajak anak untuk mengelola dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Jangan memaksakan apa yang orang tua mau kepada anak dan jangan membanding-bandingkan bakat anak dengan bakat anak-anak yang lain, karena hal ini bisa memicu anak untuk enggan mengembangkan bakat yang dimiliki karena merasa tidak dihargai oleh orang tuanya. Ajari anak untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi karena manusia dikaruniai akal untuk berpikir dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Berikan teladan dengan sikap yang sesuai dengan yang diharapkan agar dicontoh oleh anaknya. Dan berikan pemahaman bahwa nasib suatu kaum bisa berubah jika berniat dan berupaya untuk mengubahnya.
Ajari anak untuk membuat agenda kegiatan yang mendukung cita-citanya dan lakukan pemantauan dengan anda menanyakannya lewat telepon jika tidak memungkinkannya untuk bertatap langsung. Berikan motivasi kepada anak bahwa anak pasti akan bisa melakukannya dengan baik sehingga anak akan lebih bersemangat dalam mencapai cita-cita yang diinginkannya karena anda mendukungnya.
3. Rumuskan impiannya
Rumuskan impian secara konkret impian menjadi sesuatu yang jelas,khusus dan nyata, bukan samar-samar sehingga memudahkan dalam mencapai impian yang diinginkannya. Belikan pensil warna warni untuk menuliskan imajinasi dalam membuat rumusan sehingga akan lebih menarik. Terapkan mind mapping untuk membantu merumuskan impiannya. Dengan mind map maka rumusan bisa didapat dengan jelas dan gambling dalam waktu singkat sehingga sangat pas untuk para orang tua yang sibuk. Setelah selesai dibuat mintalah anak untuk menempelkannya ditempat yang strategis sehingga mudah untuk dilihat dan dilakukan evaluasi.
4. Pentingnya sosok idola
Sebelumnya sudah disinggung sedikit tentang sosok idola. Mengapa sosok idola begitu penting dalam hubungannya dengan mewujudkan cita-citanya? Ya tentu saja penting karena dengan adanya sosok idola akan mempunyai sosok yang tampak, dan juga bisa tergambar denga jelas sehingga memudahkan dalam mengikuti jejaknya.
Seseorang yang fokus dalam mencapai impiannya akan mempunyai sosok idola yang relevan dengan sosok idola yang mendukung impiannya. Sejarah telah mengukir banyak orang yang mana banyak orang yang telah berhasil karena impiannya yang fokus. Rancangan impian yang fokus akan mempercepat seseorang mencapai apa yang diimpikannya. Sebagai contoh ialah Susi Susanti yang mengidolakan Rudi Hartono , akhirnya hanya dalam hitungan tahun bisa meraih apa yang diimpikannya yaitu menjadi juara All England di spanyol pada tahun 2006 dengan meraih medali emas TUNGGAL Putri.
Minta pada anak untuk menuliskan pernyataan apa cita-citanya lengkap dengan tokoh idolanya. Jika anak mempunyai cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola maka mintalah anak untuk menuliskan siapakah tokoh idola yang relevan dengan impiannya. Bantu dengan mencarikan informasi yang berhubungan dengan tokoh idolanya.
(Napoleon Hill)
Anda ingat dengan cita-cita sewaktu kecil? Apa yang Anda katakan? Anda mengatakan “Aku ingin menjadi dokter”, “insinyur”, “pramugari”, “polisi”, “tentara”, “musisi” ataupun “penyanyi” atau yang lainnya? Tentunya banyak hal yang melatar belakangi kenapa waktu itu anda mengatakan cita-cita anda adalah ingin menjadi dokter karena paman anda menjadi dokter, ingin menjadi polisi karena melihat polisi yang sedang mengatur lalu lintas dan kelihatannya keren sekali sehingga anda tertarik untuk menjadi bagian dari mereka, dan masih banyak alasan yang melatar belakangi cita-citanya.
Sekarang ini apakah cita-cita Anda dahulu sudah terealisasi? Apakah sesuai dengan yang anda cita-citakan ataukah sama sekali berbeda atau bahkan tidak seperti yang anda sangka sebelumnya? Bagaimana Anda mendapatkannya? Apakah anda masih mengingatnya?
Perkembangan zaman sekarang ini di mana persaingan semakin ketat sehingga orang tua dituntut untuk memandu anak dalam meraih cita-cita agar tidak menyesal di kemudian hari dengan bakatnya yanghanya terpendam tidak tersalurkan dan bisa berguna demi masa depannya. Bagaimanakah caranya? Berikut akan dipaparkan bagaimana caranya dalan mendesain cita-cita anak agar optimal.
Fokuskah cita-citanya?
Cita-cita yang fokus relevan dengan apa yang dicita-citakan secara jelas serta mempunyai idola sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Hasil survey yang dilakukan selama 4 bulan dari bulan desember 2004 sampai dengan maret 2005 menunjukkan bahwa 7 dari 10 responden tidak mempunyai cita-cita yang fokus. Hanya 30% yang fokus dengan cita-citanya. Apakah cita-cita anak anda relevan dengan idolanya ataukah tidak? Seperti jika mempunyai cita-cita menjadi penyanyi dan mengidolakan seperti Rio Febrian tentunya hal ini relevan dan cita-cita anak anda dan termasuk sudah fokus dengan cita-citanya, tetapi jika idolanya pemain sepak bola seperti Ronaldo, maka dikatakan tidak fokus dengan cita-citanyaoleh karena itu orang tua perlu mencermati bagaimanakah cita-citanya, fokuskah?, agar anak tidak mengalami kebinggungan dalam mencapi apa yang diinginkannya.
Cermati Lowongan Kerja
Mencermati lowongan kerja bisa dikatakan sama dengan mencari peluang. Peluang dalam hal ini ialah untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghidupan gaji yang layak. Peluang yang banyak biasanya berasal dari perusahaan besar yang memasang iklan di surat kabar dengan kolom yang besar yang tidak hanya terdiri dari 3 sampai 4 baris halaman. Mencermati lowongan bisa membantu anda mengarahkan anak untuk mengetahui peluang yang banyak dibutuhkan oleh pasar, sehingga anak akan mempunyai gambaran yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan sehingga nantinya tidak akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari.
Survey membuktikan bahwa Engineering menempati peringkat pertama dari lima besar disusul oleh Marketing, Finance, Sumber daya Manusia dan Administrasi Logistik. Dengan mencermati lowongan kerja yang paling banyak dicari maka anak bisa memandu anak agar lebih mantap dalam menentukan cita-cita yang diinginkannya dengan pertimbangan yang mantap.
Mencermati lowongan sekarang ini sangat mudah meskipun orang tua sibuk. Anda bisa mencermati lowongan kerja melalui media massa, internet ataupun dari berbagai sumber seperti rekan kerja, dll.
Bangun Sebuah Impian dengan Sungguh-Sungguh
Impian adalah gambaran tentang sesuatu di masa yang akan datang terkait dengan diri kita. Impian yang besar dan jelas merupakan faktor pendorong yang paling ampuh agar sukses dalam kancah internasional. Apakah dahulu Anda sering bergonta-ganti cita-cita, ketika SD ingin menjadi guru, ketika SLTP diubah menjadi dokter dan ketika kuliah berbeda lagi? Kenapa bisa begitu? Apakah tidak ada cita-cita yang konsisten sejak kecil? Tentu ada yang sejak kecil sampai dewasa cita-citanya sama karena orang tua telah membantu untuk mendesain cita-citanya dengan sungguh-sungguh. Buat impian untuk menjadi sang juara seperti yang dilakukan oleh susi susanti, alan budikusuka, ricky subagya, dll yang menjadi juara olimpiade, sehingga nantinya anak bisa tercapai apa yang dicita-citakannya.
1. Serius
Sesuatu yang dilakukan jika tidak serius tentunya tidak akan membuahkan hasil dengan baik bukan?! Apapun itu pekerjaannya seperti dokter yang tidak serius merawat pasiennya, insinyur yang tidak serius dalam merancang bangunan, dll tentunya akan merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri. Bayangkan juga bagaimana nasib bangsa ini jika anak-anak sekolah ataupun yang kuliah tidak serius dalam belajarnya?
Berbeda jika sesuatu itu wajar dan dianggap biasa-biasa saja tetapi jika dilakukan dengan serius tentunya akan membuahkan hasil yang ajauh dari yang diperkirakan banyak orang pada umumnya. Keseriusan dalam melakukan sesuatu seperti halnya serius dalam mewujudkan impian merupakan bentuk dari menghargai waktu dan juga sumber daya yang dimiliki, termasuk bakat yang merupakan sumber daya unik yang dimiliki oleh setiap orang tanpa kecuali.
Semua orang mempunyai waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam dalam sehari tetapi mengapa hasil yang didapat berbeda-beda? Tentunya semua ini tidak lepas dari keseriusan dalam melakukannya. Untuk itu lakukan managemen waktu dengan baik meskipun itu hanya sebentar yang penting adalah anda memanfaatkannya dengan baik.
2. Aktif
Mengembangkan cita-cita anak sesuai dengan bakatnya adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh para orang tua. Kita terima bakat anak apa adanya dan ajak anak untuk mengelola dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Jangan memaksakan apa yang orang tua mau kepada anak dan jangan membanding-bandingkan bakat anak dengan bakat anak-anak yang lain, karena hal ini bisa memicu anak untuk enggan mengembangkan bakat yang dimiliki karena merasa tidak dihargai oleh orang tuanya. Ajari anak untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi karena manusia dikaruniai akal untuk berpikir dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
Berikan teladan dengan sikap yang sesuai dengan yang diharapkan agar dicontoh oleh anaknya. Dan berikan pemahaman bahwa nasib suatu kaum bisa berubah jika berniat dan berupaya untuk mengubahnya.
Ajari anak untuk membuat agenda kegiatan yang mendukung cita-citanya dan lakukan pemantauan dengan anda menanyakannya lewat telepon jika tidak memungkinkannya untuk bertatap langsung. Berikan motivasi kepada anak bahwa anak pasti akan bisa melakukannya dengan baik sehingga anak akan lebih bersemangat dalam mencapai cita-cita yang diinginkannya karena anda mendukungnya.
3. Rumuskan impiannya
Rumuskan impian secara konkret impian menjadi sesuatu yang jelas,khusus dan nyata, bukan samar-samar sehingga memudahkan dalam mencapai impian yang diinginkannya. Belikan pensil warna warni untuk menuliskan imajinasi dalam membuat rumusan sehingga akan lebih menarik. Terapkan mind mapping untuk membantu merumuskan impiannya. Dengan mind map maka rumusan bisa didapat dengan jelas dan gambling dalam waktu singkat sehingga sangat pas untuk para orang tua yang sibuk. Setelah selesai dibuat mintalah anak untuk menempelkannya ditempat yang strategis sehingga mudah untuk dilihat dan dilakukan evaluasi.
4. Pentingnya sosok idola
Sebelumnya sudah disinggung sedikit tentang sosok idola. Mengapa sosok idola begitu penting dalam hubungannya dengan mewujudkan cita-citanya? Ya tentu saja penting karena dengan adanya sosok idola akan mempunyai sosok yang tampak, dan juga bisa tergambar denga jelas sehingga memudahkan dalam mengikuti jejaknya.
Seseorang yang fokus dalam mencapai impiannya akan mempunyai sosok idola yang relevan dengan sosok idola yang mendukung impiannya. Sejarah telah mengukir banyak orang yang mana banyak orang yang telah berhasil karena impiannya yang fokus. Rancangan impian yang fokus akan mempercepat seseorang mencapai apa yang diimpikannya. Sebagai contoh ialah Susi Susanti yang mengidolakan Rudi Hartono , akhirnya hanya dalam hitungan tahun bisa meraih apa yang diimpikannya yaitu menjadi juara All England di spanyol pada tahun 2006 dengan meraih medali emas TUNGGAL Putri.
Minta pada anak untuk menuliskan pernyataan apa cita-citanya lengkap dengan tokoh idolanya. Jika anak mempunyai cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola maka mintalah anak untuk menuliskan siapakah tokoh idola yang relevan dengan impiannya. Bantu dengan mencarikan informasi yang berhubungan dengan tokoh idolanya.
Post a Comment
Terima Kasih atas kunjungan anda. Jika Anda COPAS Tolong cantumkan Link Sumber. Mohon gunakan kata-kata yang sopan dalam memberikan komentar.
Komentar SPAM, SARA dan sejenisnya tidak akan di tampilkan.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan berkomentar :)